Arsip untuk April, 2008

PT Luxindo Internusa
Jl. Raya Narogong KM 14 Desa Cikiwul, Bantar Gebang – Bekasi

Sebuah perusahaan Pabrik Pakan Ikan dan Udang ingin mengembangkan ICT dalam
rangka membangun Development Application On Line System dengan mitra KSO
Tambak Udang, membutuhkan:

Kualifikasi:

1. Menguasai Script PHP, ASP, Javascript-AJAX. (lebih diutamakan
PHP-MySQL, Javascript AJAX).
2. Mampu membangun Data Base MySQL Server, SQL Server.
3. Mampu berbahasa Inggris Pasif.
4. Pria atau Wanita usia maksimal 27 tahun.
5. Sehat Jasmani dan Rohani.
6. Pendidikan S1 Informatika & Komputer.
7. Memiliki pengalaman kerja di bidangnya dengan skala server.
8. Mempunyai motivasi Expandeble knowledge.
9. Mempunyai dedikasi tinggi dan menyukai pekerjaan menantang (berdasarkan target).
10. Ditempatkan di bekasi

Salary: berkisar 2,5jt

Kirimkan lamaran lengkap ke: suyani@global2solve .com

Sumber: phpug@yahoogroups.com

Job- vacancy

Posted: 10 April 2008 in Lowongan Kerja

We are looking for some positions for certain vacancies below.
1. Web Programmer & Programmer
R E S P O N S I B I L I T I E S:
• Responsible for assisting the programming Language:
Dreamweaver, PHP, linux, Microsoft, Clustering, Joomla & Back up system
• Good attitude
R E Q U I R E M E N T S:
• Fresh Graduates or experience ones are welcome
• Minimum Certificate in Office Skills or equivalent
qualification; MCSA, Linux Certificate are more advantages
• Conversant in English
• PC literate – Microsoft Word & Excel
• Able to work independently
• Able to work under pressure & Target Oriented
2. Database Administrator
R E S P O N S I B I L I T I E S:
• Responsible for assisting the dB Language: uBuntu, MySQL,  Oracle, Ms. SQL Server, Clustering, & Back up system
• Good attitude
R E Q U I R E M E N T S:
• Fresh Graduates or experience ones are welcome
• Minimum Certificate in Office Skills or equivalent  qualification; MCSA, Linux, Oracle, Sybase Certificate are more  advantages
• Conversant in English
• PC literate – Microsoft Word & Excel
• Able to work independently
• Able to work under pressure & Target Oriented
You may apply your resume & Certificates to votzh@telkom. net, only
short list will be notified

Sumber: Programmer-VB@yahoogroups.com

JAKARTA, KAMIS – Inilah berita bagus bagi kita yang selama ini suka berbagi foto secara online di Flickr. Di samping foto, kita juga bisa menambahkan klip video buatan sendiri.

Sasarannya, menurut tim Flickr seperti dikutip TechCrunch, bukanlah memikat orang untuk meng-upload video atau klip-klip yang dilindungi dengan hak cipta. Karena itu, video yang bisa dikirimkan dibatasi ukurannya maksimal 150MB, atau berdurasi 90 detik. Namun, Kakul Srivastava (Director of Product Management) mengatakan, batasan itu kelak dapat berubah.

Di Flickr, video akan diperlakukan seperti foto dan ditempatkan di sisi foto-foto tersebut dalam album. Seperti halnya foto, klip-klip video tersebut bisa diberi tag (dan di-geotag), maupun diberi sifat publik atau privat. Video pun bisa dicari berdasarkan tag dan deskripsi, di-upload langsung dari ponsel kamera.

Pemutar videonya sendiri sangat bersih, jadi video akan tampak seperti foto di halaman yang menampilkannya. Tentu saja video juga bisa di-embed/share secara individual atau sebagai bagian dari satu kesatuan. Yang menarik di sini adalah kemampuan untuk memutar video dari layar berukuran kecil (thumbnail) maupun sebagai halaman tetap untuk video.

Ada hal lain yang membedakan Flickr dengan YouTube. Di Flickr, hanya pengguna dengan kategori pro alias yang membayar iuran tahunan US$ 25 yang bisa meng-upload video. Akan tetapi pengguna yang tidak bayar maupun yang berlangganan sama-sama tetap bisa menonton klip video.

Selain bahasa Inggris, layanan video Flickr ini akan ditawarkan dalam tujuh bahasa lain: Perancis, Jerman, Italia, Korea, Portugis, Spanyol, dan Cina tradisional. (infokomputer/wiek)

Sumber: kompas.com

HP Ikutan Trend Notebook Murah

Posted: 10 April 2008 in Komputer

Jakarta, Kamis – Langkah Asus dan Intel yang menyediakan notebook murah nan mungil untuk anak-anak sekolah kini diikuti oleh HP. Sebuah notebook mungil, HP 2133 Mini Note PC, yang menggunakan prosesor VIA C7-M ULV 1,2GHz dengan bobot sekitar 3 pound pun dirilis.

Berukuran fisik 2,67×25,5×16,5 cm, notebook ini berpenampilan mirip notebook untuk kalangan bisnis. Namun casing-nya berbahan campuran dari alumunium dan plastik, agar tidak mudah kotor oleh sidik jari tangan.

Selain itu, kendati ditujukan untuk anak-anak sekolah, fasilitasnya lengkap: satu slot 1x ExpressCard/54, card reader Secure Digital (SD), 2 port USB 2.0, VGA out, port RJ-45/Ethernet, jack stereo headphone/line out dan juga jack untuk stereo microphone/line in, serta koneksi Wi-Fi (802.11 a/b/g). Satu-satunya yang kurang adalah DVD/CD drive, yang bisa dibeli secara terpisah.

Yang memikat pada HP 2133 Mini Note PC adalah keyboard-nya yang berukuran nyaris normal, plus layar seluas 8,9” WXGA dengan resolusi 1280x 768 pixel, dengan dukungan chipset grafis VIA Chrome 9. Dibandingkan Asus Eee PC model pertama, luasan layar ini lebih lebar sehingga lebih nyaman di mata. Kenyamanan mengetik pun tercipta berkat bidang keyboard yang lebih lebar. Tidak heran jika dari sisi harga, produk HP ini lebih mahal, yakni: US$ 549 untuk yang bersistem operasi Linux (SuSE).

Selain model Linux, HP menyediakan seri dengan sistem operasi Windows Vista, yang dibandrol lebih mahal: US$ 599 untuk Vista Home Basic dengan RAM 1GB, dan US$ 749 untuk Windows Vista Business, dengan prosesor 1,6GHz, RAM 2GB, harddisk 120GB, plus fitur Bluetooth, maupun kapasitas batere lebih tinggi. (ap/wiek)

Sumber:kompas.com

Zyrex Ubud

Posted: 10 April 2008 in Komputer

Saat ini ada baru tiga jenis netbook yang hadir di pasaran Indonesia, yaitu Asus Eee PC, Zyrex Anoa, dan Zyrex Ubud. Dua yang pertama telah kami bahas beberapa waktu lalu, jadi kini giliran Zyrex Ubud .

Seperti dua netbook di atas, Ubud memiliki layar berukuran 7“. Bedanya, resolusi maksimal Ubud mencapai 1024×768 pixel, jauh di atas netbook lain yang resolusinya cuma 800×480 pixel. Dengan resolusi setinggi itu, halaman di Web sebenarnya dapat disajikan secara utuh.

Namun sejujurnya, agak sulit membaca teks meskipun ukuran teks di browser sudah disetel ke ukuran paling besar. Untungnya resolusinya bisa diturunkan sampai 800×600 pixel, yang lebih terasa nyaman di mata. Kompensasinya, teks terasa kurang tajam dan kami harus sering scrolling kiri-kanan dan atas-bawah untuk melihat keseluruhan halaman Web.

Untuk terhubung ke internet, kita bisa mengandalkan fasilitas WiFi yang ada di Ubud. Jika koneksi Wi-Fi tidak ada, kita bisa beralih ke koneksi Ethernet. Tersedia pula koneksi Bluetooth untuk terhubung ke ponsel atau PDA Anda. Fasilitas lain yang disediakan cukup memadai, seperti 2 port USB 2.0, card reader untuk MMC dan SD card, dan keluaran video berupa DVI. Jika ingin melakukan konferensi jarak jauh, tersedia Webcam yang uniknya ditempatkan di sisi kanan layar.

Berbeda dengan Asus Eee PC dan Zyrex Anoa, Ubud menggunakan prosesor dari VIA, yaitu tipe C7-M ULV berkecepatan 1,2GHz. Kerja prosesor ini dibantu memori DDR2 berukuran 1GB. Fasilitasnya penyimpanannya sendiri adalah harddisk 2,5” dengan kapasitas 30GB. Kapasitas ini terasa sangat lapang dibanding Asus Eee PC yang cuma memberikan 4GB.

Sebenarnya kami ingin membandingkan performa Ubud dengan prosesor VIA C7-M ini dengan Asus Eee PC yang menggunakan Intel Celeron M 900MHz. Sayangnya, unit Ubud yang kami terima menggunakan Windows Vista, sehingga agak sulit membandingkan dengan Eee PC yang menggunakan Windows XP. Namun sebagai gambaran saja, untuk booting ke Vista, Ubud membutuhkan waktu 1 menit 11 detik, sementara untuk shutdown sekitar 25 detik. Secara keseluruhan Ubud agak tertatih-tatih menjalankan Vista, sehingga menurut kami lebih baik Anda menggantinya dengan Windows XP jika memungkinkan.

Desain Ubud yang agak beda juga sedikit menyulitkan kami saat menggunakannya. Contohnya, touchpad ditempatkan di sisi kanan atas keyboard, sementara tombol klik kanan/kiri di sisi kiri atas. Jadi untuk menggerakkan kursor dan mengklik obyek kita harus menggunakan dua tangan. Keyboard 80 kunci yang berukuran 15×12 mm terasa rapat dan juga tanpa sandaran tangan, sehingga menyulitkan untuk mengetik.

***

Jika ditilik fasilitasnya, Ubud terasa lebih karakter notebooknya dibanding Asus Eee PC maupun Zyrex Anoa. Resolusi layarnya tinggi, harddisknya besar, bahkan memiliki video output berupa DVI. Sayangnya hal-hal seperti posisi touchpad dan panas yang ditimbukan sedikit mengurangi kenyamanan netbook ini. Namun dengan bandrolan harga Rp. 4,5 juta, tetap saja Zyrex Ubud pilihan menarik bagi Anda yang ingin memiliki perangkat yang mudah dibawa kemana-mana. (sumber: InfoKomputer)

Plus: Murah; ringan; kapasitas harddisk besar.

Minus: Resolusi berlebihan; touchpad dan keyboard kurang nyaman.

SKOR PENILAIAN
Kinerja: 3,5
Fasilitas: 3,25
Penggunaan: 3,5
Harga: 5
SKOR TOTAL: 3,65

SPESIFIKASI Zyrex Ubud

Prosesor
VIA C7-M ULV 1,2 GHz
RAM
DDR2, 1GB
Chipset
VIA CX700
Kartu Grafis
VIA S3 Unichrome Pro II
Harddisk
IDE, 30GB
Optical drive
Tidak ada
Fasilitas
Wi-Fi, Bluetooth, card reader, USB (2 buah), Ethernet
Layar
7”, 1024×768 pixel
Kartu suara
VIA VT610
Sistem Operasi
Windows Vista Starter Edition
Batere
2200 mAh
Dimensi
23×17,2×3,4 cm
Bobot
0,93 kg
Garansi
1 tahun
Situs Web
Harga kisaran*
Rp 4,99 juta

Zyrex Anoa

Posted: 10 April 2008 in Komputer

Meskipun proses adopsi produk teknologi informasi semakin luas, tidak dapat dipungkiri masih banyak warga bumi yang tidak mampu secara finansial sehingga belum terjangkau kemajuan teknologi tersebut. Padahal penggunaan teknologi informasi berikut penerapannya adalah faktor penting di era komputerisasi seperti saat ini.

Kesenjangan teknologi inilah yang belakangan menjadi kepedulian banyak pihak dan menelurkan inisiatif untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Inisiatif pertama lahir dari yayasan OLPC (One Laptop per Child) yang mencoba menghadirkan laptop seharga US$ 100. Tidak lama kemudian, Intel pun melakukan hal yang sama dengan konsep yang disebut Classmate PC.

Konsep Classmate kurang lebih sama seperti OLPC, yaitu menghadirkan komputer murah (sehingga bisa dibeli orang kebanyakan atau disediakan negara), mudah digunakan untuk anak kecil maupun mereka yang belum pernah menggunakan komputer sebelumnya, dan didukung lingkungan belajar yang serba digital. Dan seperti halnya OLPC, Classmate PC didistribusikan untuk anak-anak di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Intel kemudian mempercayakan Zyrex untuk mendistibusikan Classmate di Indonesia yang kemudian “mengindonesiakan” Classmate PC dengan nama Zyrex Anoa.

Hardware

Secara hardware, Anoa sebenarnya tidak lebih dari sebuah notebook dalam ukuran kecil; mirip OLPC atau Asus Eee PC. Ukuran layarnya 7”, dengan prosesor Intel Celeron 900MHz dan memori 256MB. Media penyimpanannya sendiri adalah memori flash berukuran 4GB.

Unit yang InfoKomputer terima sudah dilengkapi dengan Windows XP dan Windows Office 2003 yang telah dimodifikasi khusus untuk perangkat dengan hardware terbatas ini. Tidak ada perangkat optik di Anoa, sehingga input data cuma dimungkinkan melalui slot USB dan kartu memori berbentuk SD Card.

Citra Classmate PC yang ditujukan untuk anak-anak jelas terlihat dari tampilan fisiknya. Tengok saja cover pelindungnya yang seperti tas sehingga mudah dibawa anak kecil. Sifat anak yang cenderung tidak hati-hati juga diperhatikan.

Classmate dibuat tahan banting, sehingga akan tetap normal berfungsi meskipun jatuh dari ketinggian sekitar 1 meter (dan dibuktikan pihak Zyrex dengan membantingnya di hadapan kami dengan cukup keras). Namun itu dengan catatan sisi yang terbentur adalah sisi bawah, bukan sisi atas karena LCD-nya tetap rentan rusak jika terbentur. Selain itu keyboardnya juga tidak bermasalah jika ketumpahan air.

Lingkungan Belajar

Seperti kami sebut di awal, kekuatan Zyrex Anoa bukan pada sisi hardware, tetapi lebih ke dukungan lingkungan belajar di sekitarnya; tentu saja jika kondisi ideal dapat tercapai.

Konsep dasarnya seperti ini. Setiap murid akan membawa (atau sekolah menyediakan) Zyrex Anoa ke dalam kelas. Setiap kali dinyalakan, Anoa secara otomatis akan terhubung ke jaringan Ethernet atau Wi-Fi yang ada di dalam kelas tersebut. Di dalam jaringan tersebut juga terhubung notebook sang guru yang berisi materi pelajaran. Lalu dengan bantuan software khusus yang disebut e-Learning Class, sang guru dapat memberikan materi belajar dengan berbagai cara.

Contohnya pada mode Screen Broadcast, guru dapat menyebarkan materi pelajaran tersebut secara streaming ke setiap Zyrex Anoa yang dipegang murid. Pada mode ini, Anoa yang dipegang setiap murid akan menjadi mirror layar notebook sang guru, sehingga apa yang dilihat murid di layar Anoa sama persis seperti tampilan layar notebook sang guru. Jadi alih-alih menulis di papan tulis, sang guru cukup mengetikkan materi pelajaran di layar notebook, dan semua murid dapat melihatnya di layar Anoa mereka.

Lebih jauh lagi, guru juga bisa menyampaikan materi pelajaran dengan lebih menarik dengan cara memutar sebuah video, seperti jika ingin mengajarkan soal Hukum Newton atau susunan tata surya. Dan tidak perlu kuatir sang murid tidak akan memperhatikan pelajaran, karena pada mode tersebut Anoa seperti terkunci dan tidak merespon input dari sang murid melalui touchpad maupun keyboard.

Selain melakukan streaming materi pelajaran, ada banyak yang bisa dilakukan guru terhadap Zyrex Anoa yang dipegang murid. Contohnya pada mode Monitor and Control, guru bisa melihat layar setiap Anoa, sehingga bisa mengetahui jika ada murid yang kesulitan mengerjakan tugas (atau ada murid nakal yang tidak mengerjakan tugas). Bahkan guru bisa menjalankan ujian melalui Anoa, termasuk secara otomatis mengecek jawaban masing-masing murid. Artinya, praktis hampir semua kegiatan guru-murid yang terjadi di dalam kelas bisa tergantikan sistem Classmate ini.

Untuk menciptakan kondisi ini, sekolah tidak membutuhkan infrastruktur yang rumit. Selain Classmate PC, pihak sekolah cuma memerlukan notebook (untuk sang guru) dan access point untuk membuat jaringan WiFi di dalam kelas. Itu pun tidak perlu di semua kelas, karena notebook, access point, dan Zyrex Anoa bisa ditempatkan dalam lemari berjalan yang bisa dipindah-pindah ke semua kelas.

Yang lebih menantang sebenarnya adalah pada sisi software berisi materi pelajaran. Sistem belajar Classmate PC akan lebih efisien jika materi pelajaran disampaikan dalam bentuk animasi atau video interaktif sehingga memudahkan murid memahami materi tersebut. Karena itu tantangannya adalah bagaimana sekolah memperoleh materi tersebut.

Pihak Zyrex sendiri sudah menggandeng software developer seperti Bamboomedia dan Fisika Ceria untuk menyediakan software tersebut, tetapi tetap dibutuhkan usaha yang besar untuk mendigitalkan semua materi pelajaran yang dibutuhkan anak-anak Indonesia.

Pengawasan Orangtua

Salah satu kekuatiran orang tua terhadap penggunaan perangkat komputasi untuk anak kecil adalah potensi penyalahgunaannya, seperti membuat anak kecanduan bermain game atau mengakses situs internet yang tidak sesuai umur mereka. Mengantisipasi masalah tersebut, Zyrex Anoa dilengkapi dengan Parentar Control yang dapat digunakan orang tua untuk mengontrol penggunaan perangkat ini oleh anak mereka di waktu luangnya.

Fungsi Parental Control ini meliputi software apa yang bisa dijalankan, situs apa yang bisa diakses, termasuk jam berapa software dan situs tersebut terbuka untuk anak kecil. Fungsi Parent CareFree juga akan menangkap (capture) layar secara acak dalam periode tertentu, sehingga orang tua bisa melihat apa saja yang dilihat anaknya ketika orang tua tidak di rumah. Sistem pengamanan ini diharapkan bisa menimalisir potensi penyalahgunaan Anoa oleh anak kecil.

Harga dan Ketersediaan

Pada awalnya Zyrex Anoa dijual sebagai sebuah solusi ke sekolah-sekolah, dan tidak dijual secara retail ke masyarakat umum. Namun permintaan yang begitu tinggi membuat Intel akhirnya mengijinkan Anoa dijual untuk umum.

Zyrex Anoa akan tersedia dalam dua versi, yang dibedakan dari media penyimpannya. Versi pertama seperti yang kami coba, yaitu menggunakan memori flash 4GB dan dibandrol dengan harga Rp. 3,6 juta (tanpa sistem operasi). Versi kedua akan menggunakan harddisk 30GB dengan harga Rp. 3,9 juta (juga tanpa sistem operasi). Sebagai pembanding, Asus EeePC dijual dengan kisaran harga Rp. 3,6 juta (dengan sistem operasi Linux) dan Rp. 3,9 juta (dengan Windows XP); keduanya dengan media penyimpan berbentuk memori flash 4GB.

***

Saat ini konsep belajar menggunakan Zyrex Anoa sedang diuji coba di beberapa sekolah, dan kami akan kabarkan hasilnya begitu uji coba tersebut selesai. Ada banyak rintangan yang harus dilalui, tetapi kami berharap konsep pembelajaran menggunakan Zyrex Anoa ini akan berhasil.

Coba bayangkan anak-anak Indonesia dapat belajar fisika, matematika, biologi, dan mata pelajaran lainnya dengan mudah dan interaktif, tanpa terbebani tumpukan buku pelajaran seperti yang kita lihat sekarang ini.

Ada banyak tantangan yang harus dilalui, mulai dari bagaimana menyediakan Zyrex Anoa ke lebih banyak sekolah sampai pembuatan software berisi materi pelajaran. Namun dengan semangat kebersamaan dan sedikit kepedulian pemerintah, impian itu mungkin bisa jadi kenyataan.

(InfoKomputer/Wisnu Nugroho)

Sumber:kompas.com

Spesifikasi Zyrex Anoa

Prosesor

Intel Celeron

RAM 256MB
Chipset Intel 910GM
Kartu Grafis Intel GMA950
Harddisk memori flash 4GB
Optical drive Tidak ada
Fasilitas Wi-Fi, card reader, USB (2 buah), LAN
Layar 7 inch, resolusi 800×480 pixel
Kartu suara High Definition
Sistem Operasi Windows XP
Batere Tidak menyebutkan
Dimensi 24x19x3,9 cm
Bobot 1,48 kg
Garansi 1 tahun
Situs Web http://www.classmatepc.com
Harga kisaran* Rp. 3,6 juta (4GB); Rp. 3,9 juta (30GB)

Jakarta – Indonesia, sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduknya menganut agama Islam, menduduki posisi kampiun sebagai negara dengan volume pencarian informasi tertinggi tentang Film Fitna. Data tersebut berdasarkan hasil analisis data Google Trends yang dilakukan detikINET, Kamis (10/4/2008), untuk 30 hari terakhir.

Negeri jiran Malaysia, menduduki posisi ke-3 dengan volume pencarian tak lebih dari 20%-nya saja dari Indonesia. Padahal, pemerintah Malaysia juga turut mengecam Film Fitna tersebut. Tetapi yang marak di negeri asal penyanyi terkenal Siti Nurhaliza tersebut bukanlah ancaman atau pemblokiran situs, melainkan aksi pemboikotan produk-produk keluaran Belanda.

Kemudian pada posisi ke-2 untuk negara dengan volume pencarian tertinggi menggunakan kata kunci ‘Fitna’, adalah Belanda. Wajar saja, karena Belanda merupakan ‘tanah kelahiran’ film yang kontroversial tersebut.

Pada urutan berikutnya, yaitu Denmark ke-4, Belgia ke-5, Jerman ke-6, Perancis ke-7, Kanada ke-8, Amerika ke-9 dan Inggris ke-10. Lalu kemana negara-negara lain yang juga penduduknya mayoritas beragama Islam? Entahlah.

Bisa jadi karena pengguna Internetnya tidak banyak, atau masyarakat pengguna Internetnya tidak menjadi penasaran lantaran statement keras pemerintahnya, atau bisa juga lantaran mereka menganggap film Fitna sebagai angin lalu.

Bagaimana menurut Anda sendiri? Sampaikan aspirasi Anda melalui diskusi khusus di detikINET Forum.

( dbu / dbu )

Sumber: detikinet.com

Jakarta – Ultimatum Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) M. Nuh untuk memblokir film Fitna dari ranah Internet Indonesia, ternyata cukup efektif. Efektif di sini tidak dalam konteks pemblokirannya, tetapi justru dalam hal membangkitkan rasa penasaran orang untuk mencari film tersebut.

Hal tersebut setidaknya tampak dari hasil analisis data Google Trend yang dilakukan oleh detikINET, Kamis (10/4/2008). Berdasarkan data tersebut, dengan mengukur kondisi per 30 hari terakhir, peningkatan pencarian menggunakan kata kunci ‘Fitna’ langsung mengalami lonjakan drastis menuju puncaknya pada Selasa (1/4/2008), ketika Menkominfo mengultimatum YouTube.

Volume lonjakan tersebut bahkan mencapai 100% dari saat sebelum ultimatum tersebut disampaikan M. Nuh. Kemudian secara perlahan tren tersebut mengalami penurunan hingga pada posisi awal sebelum lonjakan terjadi. Tetapi pada Jumat (4/4/2008), kembali terjadi peningkatan pencarian, bertepatan dengan giliran Internet Service Provider (ISP) yang kena ultimatum oleh M. Nuh.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa semakin sesuatu dilarang (oleh pemerintah), maka akan makin penasaran orang untuk mencarinya. Bagaimana pendapat Anda? Sampaikan melalui detikINET Forum detik ini juga!

( dbu / dbu )

Sumber: detikinet.com

Jakarta – Seluruh operator telekomunikasi diimbau untuk memasang iklan tarif yang lebih transparan dan proporsional, seiring makin murahnya tarif telepon dan ketatnya persaingan di sektor telekomunikasi.

Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar telah mengirimkan surat ‘ultimatum’ kepada 12 direktur utama penyelenggara telekomunikasi di Indonesia perihal iklan tersebut. Mereka adalah Telkom, Indosat, Telkomsel, Excelcomindo Pratama, Bakrie Telecom, Batam Bintan Telecommunication, Huchison CP Telecommunication, Mobile-8 Telecom, Natrindo Telepon Seluler, Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, Smart Telecom dan PT Pacific Satelit Nusantara. Demikian keterangan resmi Postel yang dikutip detikINET, Kamis (10/4/2008).

Lebih lanjut disebutkan bahwa iklan layanan telekomunikasi yang ditawarkan penyelenggara telekomunikasi di media cetak, elektronik maupun media luar ruang dinilai tidak memberikan informasi yang lengkap sehingga sering terjadi misinterpretasi di kalangan konsumen.

Iklan tersebut juga dinilai melampaui batas etika dan tidak memberikan nilai pendidikan bagi masyarakat. Kondisi tersebut dapat dianggap berpotensi melanggar ketentuan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, tepatnya Pasal 10 dan Pasal 17 ayat 1.

Dalam surat tersebut juga disebutkan agar para operator memperhatikan aturan dan ketentuan berlaku mengenai kewajiban untuk memberikan informasi yang benar dan tepat mengenai harga atau tarif, kondisi dan tawaran potongan harga dari barang dan/atau jasa yang ditawarkan.

Bagaimana pendapat Anda? Silahkan sampaikan di tread khusus di detikINET Forum. ( dwn / dwn )

Sumber: detikinet.com

Wisata Berladang di Dieng

Posted: 9 April 2008 in Jalan-jalan

PAGI hari, Dieng berkabut tebal. Dinginnya menyergap tulang sumsum. Tak lama berselang, kehangatan hadir mengusir dingin. Apalagi kalau bukan dari keramahan orang Dieng yang dipercaya memiliki budaya tertua di Jawa itu. Sikap semedulur dan tata krama penduduk memberikan eksotika lain di dataran yang disebut-sebut tertinggi kedua setelah Tibet tersebut.

Pukul 03.00, saya meluncur dari Semarang dengan harapan bisa menikmati kesejukan perjalanan. Lewat jalur Wonosobo via Sindoro-Sumbing, perjalanan ke Dieng saya tempuh dalam tiga jam. Alhasil, pukul 06.00, saat kabut pagi masih menyelimuti Dieng, saya tiba di tempat tujuan. Tepatnya, di Dukuh Pawuhan Desa Karang Tengah. Desa tersebut berada pada sekitar 500 meter dari objek wisata Dieng (Desa Dieng Wetan dan Kulon) ke arah Banjarnegara.

Dukuh tujuan ini memang memiliki nama unik. Pawuhan diartikan sebagai “tempat sampah”. Nama ini tentu tidak muncul begitu saja. Para penghuninya percaya bahwa nama itu telah ada pada zaman Kerajaan Kalingga yang memang berpusat di kawasan tersebut. Konon, Kalingga memiliki peternakan gajah yang merupakan binatang kesayangan putri raja.

Nah, Pawuhan merupakan tempat pembuangan kotoran gajah tersebut. Makanya, tanah di dukuh itu terkenal subur karena humus dari kotoran gajah tersebut.

Di pagi yang terbilang masih buta itu, penduduk Dieng telah menjalankan aktivitas harian seperti menggarap lahan, menyiram tanaman, memanen, bahkan mulai menerima para pembeli yang datang dari luar kota menggunakan truk-truk besar. Ada yang dari Jakarta, Semarang, dan bahkan Bandung.

Memang dengan sistem pertanian intensif, setiap hari ada saja warga yang memanen kentang yang merupakan tanaman utama di situ.

Saya memang berencana mengikuti tourism based community (TBC) atau wisata berbasis komunitas. Sampai di lokasi, saya diterima tokoh pemuda setempat bernama Teguh.

Tak seperti atraksi wisata lain di Dieng, paket wisata ini sangat unik. Pasalnya, kegiatan yang ditawarkan terkait erat dengan aktivitas orang Dieng sehari-hari. Saya juga tidak tinggal di losmen atau hotel, tetapi di rumah warga yang tidak dirancang untuk penginapan. Umum di sana, jika Anda bertamu di rumah orang Dieng, Anda tidak disambut dan dijamu di ruang tamu. Dapurlah tempat beramah-tamah antara tuan rumah dan tamu. Itu memang tempat terhangat di dalam rumah.

Awalnya, agak heran juga saya melihat ada bangku kecil melingkari meja seperti bangku anak-anak TK. Ternyata, dinginnya udara yang terkadang di bawah nol derajat celsius itu memaksa warga menggunakan bangku-bangku kecil. Mengapa? Saat duduk berdempetan di situ, secara otomatis anggota tubuh saling merapat. Itulah salah satu yang menciptakan kehangatan. Bukan itu saja. Masih ada tungku arang yang menyala di situ.

Bagi saya, itu bukan sumber kehangatan uatama. Justru senyum ramah dan cara mereka menyambut dan menempatkan tamulah yang bisa mengusir udara beku Dieng. Hal unik satu lagi, di sana ada suasana “Lebaran” setiap hari. Kenapa? Bisa dikatakan, kapan saja kita datang, selalu tersedia jajanan khas Lebaran dan minuman hangat yang menemani obrolan santai bersama.

Ikut Bertani

Seharian itu, saya belum mengunjungi atau mengikuti perjalanan wisata yang mereka tawarkan. Waktu saya habiskan untuk anjangsana mengunjungi “saudara-saudara” lain dan beramah-tamah dengan warga. Pemandangan khas Dieng langsung menyapa. Penduduk, baik anak-anak, remaja, maupun orang tua, saat meninggalkan rumah selalu berpakaian atau berjaket tebal. Tak lupa, mereka selalu berselempang sarung.

Kerinduan saya akan suasana pedesaan sedikit demi sedikit terpenuhi. Kejenuhan dan kerasnya kehidupan kota yang terpendam di hati juga mulai terkikis oleh suasana perdukuhan. Lebih-lebih lagi, kabut, kesejukan, dan udara dingin yang tidak saya dapatkan di Semarang, saat itu mulai memenuhi rongga paru-paru. Lega rasanya.

Siang pun berganti malam, suasana syahdu dan eksotis semakin terasa. Banyak rumah warga yang menjadi tempat mengaji. Suara rebana pun sayup-sayup terdengar. Tidak hanya itu. Setelah agak malam, tak jauh dari tempat saya menginap, suara rancak gamelan mulai memecah keheningan malam. Musiknya memang agak sumringah, jauh lebih enerjetik jika dibanding dengan alunan gamelan gaya Yogya maupun Solo.

Mau tidak mau, kaki pun melangkah ke arah datangnya suara tersebut. Malam itu, di rumah salah satu tokoh warga, Muhidin, warga sedang berlatih gamelan tari lengger. Musik rancak gamelan gaya selatanan yang begitu “meriah” ternyata juga mampu membantu mengusir udara dingin yang semakin menggigit.

Aroma wangi klembak menyan yang diisap orang-orang tua juga menambah hidup suasana malam. Tanpa sadar, iringan gamelan membuat kepala mengangguk-angguk mengikutinya. Tak terasa, malam semakin larut, saya pun kembali ke rumah tempat menginap. Selimut-selimut tebal segera menyapa dan membuat tidur semakin lelap.

Keesokan harinya, saya diajak ke ladang untuk ikut bekerja menyiapkan lahan kentang. Tentu, ini ajakan yang menantang. Saya pun langsung menyetujuinya. Bahkan tak mau kalah, bak petani Dieng, saya pun menuju ladang sambil memanggul cangkul.

Kekaguman saya terhadap warga juga semakin bertambah tatkala menyaksikan mereka begitu bersemangat mengerjakan ladang. Tanpa alat ukur apa pun, mereka bisa menyulap lereng-lereng gunung menjadi petakan-petakan dengan ukuran yang sama. Bahkan larikan tanah untuk tanaman bisa lurus-lurus. Dalam waktu sebentar saja, mereka telah menyelesaikan beberapa petak. Sementara saya? Larikan yang saya buat hanya tiga. Itu pun berkelok-kelok seperti ular yang sedang merayap. Tak masalah. Yang penting ikut menggarap lahan merupakan pengalaman tak terlupakan.

Siang telah menghampiri. Kami segera mengambil tempat untuk beristirahat. Tak lama berselang, kiriman dari rumah datang. Bukan menu mewah memang, hanya nasi plus sayur tahu, ikan asin, dan tak lupa semur kentang. Meski sederhana, makan di ladang siang itu terasa nikmat. Setelah bekerja, nafsu makan jadi meningkat dan perut menuntut diisi lebih dari biasanya. Apalagi udara dingin selalu menyelimuti. Rasanya, itu makanan yang paling lezat sedunia. Saya bisa merasakan, betapa nikmatnya makan hasil keringat sendiri.

Kemudian, dalam perjalanan pulang ke pemondokan, kami singgah dan menyaksikan aktivitas pertanian warga lainnya. Mereka sedang merapikan pipa-pipa peralon untuk dibawa pulang. Sebab, musim hujan mulai tiba. Kerja keras mereka juga tergambar dari instalasi pengairan yang digunakan. Para petani Dieng mendatangkan air untuk mengairi ladang dari mata air yang berjarak puluhan kilometer. Tentu saja, pipa peralon yang harus mereka pasang mencapai ratusan bahkan ribuan batang. Kerja keras ini harus mereka lakoni karena kentang sangat membutuhkan air.

Akhirnya selesai sudah perjalanan hari itu. Rasa lelah, capai, dan letih justru menjadi hiburan tersendiri. Pengalaman baru menjadi petani sehari, sangat melekat dan tak mungkin saya lupakan.

Rasa penasaran saya akan paket wisata TBC hari itu juga terjawab. Paket itu tak lain dan tak bukan adalah aktivitas saya sejak datang hingga ikut berladang. Ternyata ide kreatif para pemuda dusun melahirkan atraksi wisata yang lebih menarik daripada sekadar mengunjungi objek wisata seperti candi dan telaga-telaga. Wisata itu jadi tambah menarik ketika sikap semedulur dan tata krama khas orang Jawa yang biasanya luntur karena suatu daerah menjadi kawasan wisata, justru mereka tonjolkan sebagai magnet yang bakal menarik banyak kalangan untuk mencobanya.

(Mohamad Annas/73)

Sumber: suaramerdeka.com